"Aku tak pernah tahu masih adakah aku di sini jika bukan karena kau ada, Ibu"
Kemarin sudah kulayangkan sebuah surat untuk Ayah, rasanya tak adil jika hari ini aku tak juga mengirimu surat. Bukankah cinta kalian sama denganku? Cintaku pada kalian pun demikian. Tak ada yang lebih kucintai, apakah itu Ayah, apakah itu engkau, Ibu. Jika bukan kau yang mau dan sanggup membawa aku meski hanya tujuh bulan di dalam rahimmu, mana mungkin hari ini aku dapat terlahir dengan lengkap tanpa kekurangan satu apapun.
Tak sedikit aku mendengar cerita tentangku, mulai ketika aku masih dalam rahimmu yang hangat itu hingga aku mampu menghirup oksigen di dunia yang keras ini. Aku tak pernah tahu, semulia apa hatimu? Namun, yang aku tahu hatimu lebih mulia dari berlian atau emas semahal apa pun di dunia ini. Bagaimana tidak, kau mampu mencintai seorang yang bahkan kau tak kenal, bahkan kau tak pernah tahu seperti apa rupanya atau seperti apa baunya.
Kala itu, kita hanya dipisah oleh beberapa lapis tipis yang membalut tubuhku dalam rahim itu. Kubilang, bahwa rahim ialah tempat paling hangat dan nyaman di dunia ini. Aku tak pernah menangis di dalam sana, aku tak tahu apa itu kesedihan, yang aku tahu hanya aku sedang nyaman-nyamannya di sana tertidur pulas sepanjang hari atau sesekali terbangun ketika lapar dan terkadang menjahilimu dengan menendang-nendangkan kakiku yang rapuh. Tapi bukankah itu kegiatanku yang begitu membuat engkau senang, pun dengan Ayah.
Terima kasih atas dongeng-dongeng sebelum tidurnya, terima kasih atas susu cokelat di pagi hari, terima kasih atas rasa khawatir setiap kali aku masuk rumah sakit, terima kasih atas semuanya. Tetaplah menjadi Ibu yang keren untuk anak-anakmu dan tentu jagalah kesehatan, aku masih ingin belajar bagaimana caranya merawat anak dengan baik kelak ketika aku telah dikaruniai buah hati oleh Tuhan serta bagaimana caranya menjadi istri yang baik kelak ketika aku telah menemukan pendamping hidup yang dijanjikan Tuhan.
Betapa aku, mencintaimu, Ibu.
Surabaya, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar