Ciuman Pertama

Ini seperti menonton film yang sama di bioskop yang berbeda, begitulah kira-kira. Nona Pop sama sekali tak bisa memejamkan matanya padahal malam sudah semakin pekat, sebab ini adalah malam terakhir Nona Pop tidur di kamar berukurang 4x6 meter berwarna biru toska dengan dinding yang sesak oleh beberapa tulisan kecil dan lukisan-lukisan yang kata Ibu tak dapat dipahami. Semua lukisan dan catatan-catatan kecil sudah dicopot dari tempatnya, Ibu tak meminta dibuang, tapi Ibu tak ingin itu semua dipasang di kamar Nona Pop yang baru.

Nona Pop tak tahu apakah dia akan betah dengan rumahnya yang baru, khususnya kamarnya yang baru. Apakah kolong tempat tidurnya nanti juga akan sering terdengar suara jangkrik seperti kamarnya yang lama. 

Namun, hal yang akan paling dirindukan Nona Pop adalah jendela dengan dua daun bergaya 80'an. Jendelanya tak terlalu tinggi, di situlah Nona Pop suka diam-diam menerima tamu yang suka datang tiba-tiba tak diundang padahal Nona Pop sudah mengenakan piyamanya dan bersiap untuk tidur.

Nona Pop berulang tahun tanggal 15 Agustus, malam itu pukul 23.57 14 Agustus, telepon Nona Pop berdering.

Nona Pop:
Halo..

Mr. Nob:
whatca doin', Nona?

Nona Pop:
Mau tidur, Sir.
What's going on?

Mr. Nob:
Do you believe it, if i say i'm in your window right now?
Nona POp:
You must be kidding..

Mr. Nob:
No, I'm not.

Nona Pop beranjak dari tempat duduknya, bersijingkat mendekati jendela, benar saja, seorang anak laki-laki berdiri di sana sambil memasang senyum paling lebar.

Mr. Nob:
Happy birhtday, Nona!

Anak laki-laki itu setengah berseru tapi buru-buru Nona Pop menutup mulutnya dengan tangannya, dia tak ingin Ibu, Ayah, dan abangnya mendengar hingga terbangun.

Mr. Nob:
(he whispering)
Happy Birthday, Nona!

Nona Pop:
Are you crazy? What time is t?

Mr. Nob:
Aku cuma pengin jadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun buatmu.

Nona Pop:
Jangan diulangi lagi, kamu tak perlu jadi yang pertama mengucapkan, kamu hanya perlu selalu ada di hari ulang tahunku. 

Nona Pop tersenyum mengingat sebuah ingatan yang masih segar di dalam kepalanya, meski itu sudah beberapa tahun yang lalu. Ketika mereka masih terlalu bodoh mengartikan apa itu cinta.

Nona Pop memandang jendela itu sekali lagi sebelum memutuskan untuk memejam, jendela itu terlalu rendah sehingga mereka dapat mencuri beberapa pelukan dan sebuah ciuman. Ciuman pertama. Tepat tengah malam, di hari ulang tahun.

Sembilan Tahun Untuk Selamanya

: kepada Penagenic dan Mbak Nyit

Salah satu keagungan semesta yang diturunkan Tuhan ke bumi ialah berwujud sepasang kekasih berbentuk Kalian. Tak banyak yang ingin aku sampaikan di sepucuk surat kali ini selain doa-doa baik. Mari tengadahkan kedua tangan kita bersama menuju langit, bersyukur atas anugerah 9 tahun bernama kalian.

Jika ada laki-laki bersedia menjadi landasan terakhit pesawat asmaraku mendarat, berjanjilah akan datang ke pesta sederhana kami sesibuk apa pun kalian nanti. Mungkin pesta kami tak akan mewah, hanya pesta kecil di sebuah kebun hijau dengan cemilan-cemilan favorit kami tertata rapi di atas meja-meja kayu dan hanya dihadiri keluarga dan teman terdekat, tapi percayalah, pesta kami tak akan lengkap tanpa kehadiran pasangan manis seperti kalian.

Selamat ulang tahun pernikahan, dan tetap menjadi pasangan favorit kita semua. Semoga akan selalu ada angka setelah 9, seperti 10, 11, 12, dan seterusnya. Semoga segera dianugerahi jagoan kecil, semoga Ayin selalu sehat dan tumbuh menjadi gadis kecil manis, semoga kesehatan selalu diberikan Allah kepada kalian berdua, semoga segala kebaikan dan kebahagiaan senantiasa merengkuh keluarga kecil kalian. Semoga ini adalah 9 tahun yang berarti untuk selamanya.

Surabaya, 5 July 2015

Peluk cium buat Ayin manis yang menggemaskan.