Ingatan

aku ingat kita pernah melewati suatu senja
berangin dan sedikit mendung
namun hujan enggan hadir
burung gereja tak terdengar berkicau

aku ingat segala yang pernah kamu jatuhkan
di bibirku yang aroma apel
sambil melepaskan kacamataku
kamu menulis janji di sana
melukis harapan dengan cat air,
sisa tugas kesenian sekolah

barangkali ingatanku tak sebagus yang aku kira
buktinya aku lupa,
kapan terakhir kali
kamu membuatku tersenyum.

Surabaya, 2014.

Berhitung

mari kembali ke taman kanak-kanak
ikut pelajaran berhitung
tanpa menyontek
sambil memejamkan mata
kita menghitung hingga seratus,
kira-kira,
siapa yang lebih dulu meninggalkan?

I'm a cynical.

Banyak sekali yang bilang bahwa saya orangnya cynical sekali, temperamenlah, ketuslah, dan Sebagainya. Kenapa saya bilangnya banyak karena yang bilang begitu engga cuma satu atau dua atau tiga atau empat, tapi banyak.

Baiklah, saya setuju kalau saya memang sinis. Tapi artinya kalian belum mengenal saya dengan sangat. Jangan-jangan hanya membaca ocehan saya di twitter atau beberapa tulisan dan komentar saya di media sosial. Sesekali, hampiri saya ketika saya makan siang. Duduk di depan saya dan tersenyumlah atau ajaklah saya mengobrol, maka kalian akan tahu bahwa saya tidak sesinis yang kalian maksud. Hehe.

Kalau saya masih sinis, kemungkinannya cuma tiga: lapar, bokek, dan sedang pms.

Hehehe.

Salam manis selalu.

Pesan Singkat

ada yang bersijingkat malam itu
diamdiam pergi melalui jendela
menyusuri jalan malam tanpa alas kaki
jaketnya di atas kursi lupa dikenakan
kacamatanya masih tergeletak di meja kerja
dadaku berdegup kencang sekali
jantung seperti mendesak ingin keluar mengejar
ponsel di ujung kamar sibuk mengisi daya
kelelahan bekerja seharian
tiba-tiba bergetar, lalu berdering sebentar
sebuah pesan tertulis di sana,

"kami hanya pergi sebentar mencari angin, kepalamu itu terlalu kecil dan kami terlalu banyak. salam, rindu."

Surabaya, 2014.

aku suka kamu

aku suka bau matahari di rambutmu
aku suka melihatmu tersenyum dari samping
aku suka senyummu yang miring
aku suka baju kotak-kotak hijaumu
aku suka suaramu yang serak
aku suka caramu mengikat tali sepatu
aku suka suaramu ketika menguap
aku suka kamu menggandeng tanganku
aku suka matamu yang berbinar kalau sedang bertanya
aku suka garis tengah di bibirmu yang bawah
aku suka lesung pipimu yang terlihat ketika mengunyah

ah,
aku suka kamu.

Mengatur Pertemuan

di pertemuan selanjutnya, nanti
kita sepakat melupakan curiga
yang sempat menenggelamkan rindu

di pertemuan selanjutnya, nanti
pelukan ialah hal pertama
yang akan kita jatuhkan

di pertemuan selanjutnya, nanti
kita berencana memesan hanya satu cangkir kopi,
satu porsi spaghetti
dan dimakan berdua
biar seperti abege yang baru jadian, begitu katamu

di pertemuan selanjutnya, nanti
kamu bilang akan bercerita tentang ibu kos
yang bawelnya seperti donald bebek
juga tukang bakso langgananmu
yang suka stand up comedy sambil meracik baksonya

di pertemuan selanjutnya, nanti
aku beri kamu sebuah kabar gembira
bahwa ibuku suka kamu sekarang
bahkan beliau ingin kamu mencium tangannya

dalam jarak, sekarang
kita menatap kalender
mencari angka berwarna merah
membagi jadwal
mengatur pertemuan.

Surabaya, 2014

Mengecewakan Oktober

mengecewakan oktober ialah hal terbodoh yang pernah kulakukan
mengharap kebaikan nopember ialah harapan yang terucap selanjutnya
sebab,
senin tak lagi seriuh biasanya
selasa tak pernah kulihat sedamai kemarin
rabu semakin saja muram
kamis menjadi tak bersemangat
jumat tak lagi dinanti
sabtu kini gemar tersedu-sedu
minggu tak punya gairah
oktober, maafkan aku
aku mengecewakanmu

Surabaya, 2014