Untuk Rasa Cinta yang Kau Ajarkan


Aku bukan orang yang bisa menuangkan rasa dalam aksara, aku juga bukan orang yang pandai merangkai kata-kata menjadi sekalimat yang cantik untuk mengungkapkan kata hatiku. Tapi Tuhan itu keren, asal kalian tahu. Hati yang sudah lama terkungkung pilu terlihat sendu dalam kurun waktu yang cukup lama tetiba bisa saja merasakan apa itu cinta, apa itu perasaan yang katanya sungguh indah.

Beberapa bulan terpuruk, membiarkan luka semakin memborok tanpa mencari obatnya membuat hati mengalami rasa trauma untuk sekadar membuka pintunya. Tak sedikit kuakui, beberpa mengetuk pintunya keras-keras bahkan tak sedikit yang mencoba menerobos masuk tanpa ijin. Tapi borok itu, berhasil mengusirnya.

Tapi semenjak sosok itu hadir seakan merengkuhku dari belakang, seperti bahu yang mampu menampung segala pilu yang kurasa. Di saat itulah bersamaan kau ajarkan lagi padaku apa itu cinta, bagaimana caranya membuka pintu dengan penuh rasa kehati-hatian.

Untuk Rasa Cinta yang Kau ajarkan, terima kasih. 

Surabaya, Januari 2013

dari yang sedang mencintaimu dan kau cintai.

Kepada Bidadari

Kepada Bidadari, 
Selamat senja, Bidadari Kecil. :)

Aku masih ingat pertama kali aku bertemu kamu, di sebuah ruangan sebuah putih malam itu. Kulihat ibu sedang terbaring lemah dengan mukanya yang berseri namun. Wajahnya hingar bingar seperti anak kecil yang baru mendapat sepeda baru. 

"Dia di ruang sebelah."begitu kata ibu. Bergegas kuberlari menuju ruang yang dimaksud ibu.

Kamu tau apa yang sedang di pikiranku kala itu, sayang?
Aku yakin kamu akan menjadi bidadari paling cantik nanti. Tapi, aku salah. Bukan, kau tetap menjadi bidadari paling cantik yang pernah kutemui, kau tetap paling cantik di dalam hatiku, ah, setelah Ibu tentu saja. Ibu memang perempuan paling cantik dan paling juara ya, sayang. 

Aku masih ingat, bibirmu yang semerah bunga mawar di kebun belakang rumah itu, juga kulit yang selembut kain sutra milik Ibu, dan tatapan yang sehangat mentari pagi itu kuberikan padaku. Ah, iya, aku tahu kau masih belum bisa melihatku dengan sempurna, tapi aku yakin kamu tahu kalau aku begitu menyayangimu.

Mungkin, Tuhan hanya terlalu sayang sama kamu, sayang, itu kenapa dia memanggilmu untuk menemaninya di surga. Tak apa, sayang, aku tak akan pernah menyalahkan Tuhan. Tapi kalau boleh aku berandai, mungkin sekarang kau sedang lucu-lucunya memakai seragam putih-merah dan membawa tas bergambar hello kitty di punggungmu. Aku merindukanmu, bidadari kecilku.

Mungkin, tak ada yang bisa kulakukan di sini selain mendoakanmu dan berharap agar kita segera bertemu nanti. Salam kepada bidadari-bidadari lainnya di sana.

Aku menyayangimu almarhummah adik kecilku, Prasetya Romadhona. 

dari kakakmu, @pratiwihputri

Teruslah Mengepakkan Sayap, Anak Muda


teruntuk: @notanita

Selamat sore, selamat menikmati senja sahabatku, Anita Eka Puspita. :)

Oke, dari sekian banyak temen, patjar, saudara, dan juga mantan kenapa aku akhirnya memutuskan untuk membuat surat cinta pertamaku tahun ini buat kamu, Tak.

Kenapa kamu?

Karena cuma kamu yang mau menemani semua ke-hectic-anku selama ini, cuman kamu yang tau masalah-masalahku dan orang pertama yang takcari kalau aku lagi hectic. Kasian ya kamu. Hehehe. Oke serius, bukan itu sih intinya tapi karena kamu lahir seminggu sebelum aku dan beli blackberry pertama waktu itu seminggu sebelum aku. Oke oke, iya kali ini serius. Aku pilih kamu karena kamu anak sastra dan aku sangat mencintai sastra makanya aku juga mencintai kamu. 

OKE OKE OKE OKE. KALI INI BENER-BENER SERIUS.

Terima kasih dulu aja deh ya karena kamu sudah mau jadi sahabat cewek paling hectic se-jawa timur khususnya daerah wilayah Surabaya selama enam tahun belakangan ini, tapi kamu sebenernya beruntung punya temen kayak aku sih, aku juga gak tau alasannya kenapa. Bukannya sesuatu yang tulus itu memang nggak ada alasannya, ya? 

*dirajam Anita*

Sudah banyak cingcong aku nih, intinya surat ini memang ucapan terima kasih ke kamu, Tak. Aku nggak tau kalo enam tahun ini nggak punya kamu, ketawa bareng, sedih bareng, gila bareng, waras bareng, pokoknya the best lah kamu. Terima kasih juga sudah mendukung semua mimpiku, terutama ketika aku menyelesaikan buku pertamaku. Alhamdulillah, akhirnya "anak pertama"-ku dan dua orang teman dunia mayaku akhirnya bisa terbit juga. Nggak ada artinya juga dia terbit tanpa dukungan dari kamu. *tinju lengan*

Dari semua hal yang kita lakuin bareng, tetep ya, Tak, kita nggak boleh lupa sama tujuan utama kita untuk segera lulus menyelesaikan pendidikan strata-1 kita menjadi sarjana yang kece di mata ayah ibu, mantan, patjar, calon mertua, bangsa, negara, dan perusahaan yang bakal kita datangi untuk melamar. Jangan takut untuk terus mengepakkan sayap, anak muda. Bukankah kita sudah pernah membahas, bahwa hidup itu tak semudah yang pernah kita bayangkan. Di luar sana, akan lebih banyak hambatan yang nantinya kita bakal temukan. Berjanjilah, Tak, untuk tidak menyerah sedikitpun akan mimpi-mimpi kita. Berjanji? Sip. *peluk*

Langgeng terus sama Rei, aku orang pertama yang harus kamu kabari jika tiba saatnya kamu melepas masa perawanmu lajangmu nanti. Aku janji bakal jadi orang yang paling sibuk menyiapkan pernikahan kalian dan juga orang yang paling bahagia nantinya.

Hai, sahabatku, Anita Eka Puspita..

Teruslah mengepakkan sayap, anak muda. :)

Salam kece, sahabatmu yang kece.
@pratiwihputri

TIGA PERAYAAN



"...aku menggantungkan harapan juga masa depanku pada namamu..."

kabar baik untuk teman-teman pecinta sastra di manapun kalian berada! 
akan segera terbit, buku antologi puisi berjudul TIGA PERAYAAN


ini adalah sebuah buku gabungan cerpen dan puisi hasil karya 3 penulis dari kota yang berbeda, di antaranya Latifa Amalia Sagitta Syahril (@penakecil) dari Jakarta, Satria Julio Syahputra (@satriasyahputra) dari Batam, dan Pratiwi Herdianti Putri (@pratiwihputri) dari Surabaya.


Judul : TIGA PERAYAAN
Penerbit : Indiebook Corner
Tahun terbit : 2013
Tebal halaman : ± 130 halaman

Harga : Rp. 37.000 (belum termasuk ongkir)


Info Pemesanan:

SMS/WhatsApp : 085655366655
Twitter : @pratiwihputri