Surat Cinta #5 : Untuk Tuan Wangi

Hari ini saya bangun kesiangan, Tuan. Tapi saya rasa kamu pasti bangun lebih siang lagi. Saya sudah mengenalmu lama, Tuan, dan sekali-kali ingin sekali melihat kamu bangun agak sedikit pagi. Mengambil wudhu untuk menunaikan sholat kemudian berolahraga walau pun hanya sekedar berlari-lari kecil mengelilingi komplek.biar kamu sehat, Tuan. Karena saya suka sedih kalau lihat Tuan sedang sakit, mungkin saya terkesan sangat cuek di depan Tuan, tapi dalam hati saya merasa begitu khawatir dengan keadaan Tuan.

Beberapa hari tak melihat sosok Tuan seperti ada perasaan menggelitik di dada. Mungkin ini yang dinamakan kangen, Tuan tau nggak siapa kangen itu sebenarnya, Tuan? Saya sedikit membenci mereka, mereka selalu hadir ketika saya lama tak menatap wajah, Tuan. Apakah mereka juga menghampiri Tuan, kalau kita berdua lama tak saling menatap? Pasti tidak, mereka hanya suka menghampiri saya ternyata. Kalau mereka sudah datang, saya selalu berpikir bagaimana cara untuk mengusir mereka. Karena mereka selalu membuat saya berkhayal tentang Tuan. Padahal saya tahu Tuan tak pernah memikirkan saya, ternyata saya bodoh sekali ya.

Mungkin saya memang bodoh, tapi saya sangat menikmatinya. Iya, saya kangen, kangen sekali. Apalagi sama wangi Tuan yang selalu bikin saya memeluk Tuan lama-lama dan nggak pengen ngelepasin. Saya juga senang sekali kalau Tuan tiba-tiba mencium pipi saya lalu memeluk saya, saya suka menikmati aroma wangi tubuhmu lekat-lekat, lama-lama, sampai saya tak pernah bisa lupa wangi itu, bahkan menjelang tidur sekalipun.

Kamu pake parfum apa sih, Tuan? Saya ingin membeli yang sama dengan Tuan, biar kalau saya kangen, saya bisa pake parfum itu ke baju saya dan menikmati wanginya.

Tuan, terkadang saya ingin mendengar kalau kangen itu menghampiri hati tuan. Saya suka sedih, kenapa kangen pilih kasih, dia  hanya datang pada hati saya tapi tidak pada hati Tuan. Apa karena aku tidak sewangi, Tuan?

Kemarin aku bermimpi, bertemu Tuan. Tetep, dengan wangi tubuh Tuan yang seakan memberikan suntikan semangat pada saya. Tapi Tuan tidak sendiri, tapi bersama orang lain. Seorang perempuan. Perempuan itu bergelayut manja di lengan Tuan, dia mencuri Tuan dari saya. Saya benci dia, seharusnya dia tidak boleh menikmati wangi Tuan. Hanya saya yang boleh.

Duh, saya egois yaa, Tuan. Maafkan saya, saya terlanjur jatuh hati pada Tuan, pada wangi tubuh Tuan. Katakan pada saya, Tuan, itu cuman bunga tidur dan tak akan pernah terjadi dalam dunia nyata. Saya sangat takut, Tuan. Nanti siapa lagi yang mencium pipi saya? Nanti siapa lagi yang saya peluk? Nanti siapa lagi yang mengucapkan selamat tidur pada saya?

Tapi saya pernah bermimpi indah Tuan. Bermimpi menjadi putri di negeri dongeng, lalu Tuan datang sebagai seorang pangeran dengan menaiki kuda putih. Tuan terlihat tampan sekali di mimpi saya. Saya juga pernah berkhayal suatu hari nanti kita bisa bersama. Berdua. Hanya ada Tuan dan saya. Hanya ada kita. Tapi saya sadar, Tuan. Itu hanya khayalan bodoh yang tak seharusnya ada, lalu saya menghapusnya.


weheartit


Lama tak menatap Tuan, semoga Tuan tetap wangi.

Gadis kecilmu,
@pratiwihputri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar