ini bukan malam minggu

: weddy purnariztya

/1/
ini bukan malam minggu, malam di mana kita bisa tertawa lepas tanpa perlu memikirkan ada pekerjaan rumah apa esok atau ada ulangan apa esok pagi. ini bukan malam minggu, malam di mana kau mengetuk pagar besi pembatas rumah kita dengan sebuah batu hingga aku berlari keluar rumah setelah makan malam. ini bukan malam minggu, malam di mana muka kita bisa penuh dengan tepung terigu karena kalah bermain empat satu. ini bukan malam minggu, malam di mana kita bisa tidur lebih larut dari biasanya.

/2/
siapa yang tak ingat kali pertama tangan kecilmu itu menjabatku yang malu-malu di sebuah malam tujuh belas tahun silam. aku pun tak akan pernah lupa kali pertama kau mengajariku memanjat pohon dan mengajakku menyusuri pematang sawah di bawah matahari pesisir yang terik. bahkan masih jelas tergambar di kepalaku seperti apa rupa bocah laki-laki dengan rambut berponinya.

/3/
malam ini, sebuah pertemuan kembali dilangsungkan. namun kita sedang tak bermain petak umpet, bola bekel, gobak sodor, lompat tali atau congklak. kita sedang menikmati malam di depan beranda rumahmu, di bawah ubin yang dingin dengan rokok kretek menyala di antara telunjuk dan jari tengahmu, sedang aku seperti biasa, banyak bercerita apa saja. tak banyak berubah, bahkan waktu tak pernah merubah posisi kita untuk tetap terus saling mengaitkan jari kelingking.

kraksaan, 2014

NB: catatan ini saya buat di mobil sehabis saya mengunjungi sahabat kecil saya. sudah dua tahun kami tak berjumpa, tapi semesta mempertemukan kami malam itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar