Perihal Jarak

"angka di belakang tahun mungkin berubah
namun tidak dengan nyala bulan di dadaku
jika hari hujan dan bulan sembunyi
sedang kau begitu merindukan nyalanya
rebahlah kau di pelukku, sayangku
benamkan rindumu di sana."

begitu sajak yang sempat kutulis di hari hujan
di balik jendela besar
ketika jarak masih mampu dipangkas
di bawah pengawasan bintang yang mulai redup
dan hentakan kembang api di langit dari segala penjuru

malam ini, cintaku
ragaku menyusuri jalan setapak menuju kehilangan
hari sedang tak lagi hujan
namun matahari juga tak tampak
yang kulihat yang belakang
serta angka penunjuk jarak
di mobilku yang kian bertambah
juga suarau yang tak lagi mampu kudengar -- suaramu.

ini sajak perihal jarak
yang tak semudah kemarin dipatahkan
yang kutakutkan menjelma kenangan
ini sajak perihal kita
yang harus meninggikan sabar
melebarkan rasa percaya
hingga sua menemui kembali dada-dada yang berdebar.

Bangil, 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar