Bukannya aku jahat atau tak pandai memaafkan. Bukankah dalam agama kita diajarkan untuk saling memaafkan? Namun bukan itu intinya. Seseorang yang pernah ada di masa lalu menurutku tak perlu ada di kehidupan kita sekarang dalam bentuk apa pun. Sebab kita hanya manusia biasa. Betapa kita sungguh sulit menyembuhkan luka yang sempat mereka torehkan dan lalu kita kembali mempersilakan mereka masuk ke dalam hidup kita lagi. Pengorbanan kita kemarin tak boleh sia-sia.
Bukannya aku jahat atau takut merasa kembali jatuh cinta pada orang yang sama. Namun ada hati lain yang wajib kita jaga dan lebih penting dari sekadar memikirkan apa sikap yang harus kita lakukan jika kita kembali bertemu dengan mereka yang pernah hadir di masa lalu. Hidup tak semudah apa yang pernah kau ucap dari mulutmu. Mudah saja bagimu berkata tak apa toh kita sudah punya hati lain yang memagari dada kita. Tidak. Hidup tak semudah itu. Luka memang sudah mengering, namun bekasnya akan selalu ada.
Sebab, ada beberapa kenangan yang tak lagi pantas untuk diingat atau pantas untuk tak sengaja teringat. Sebab aku manusia biasa. Maka aku memilih untuk menghindari mereka yang pernah ada di masa lalu.
Kamar Tidur, 00.53.
Jika aku menjadi kamu honey mungkin aku akan melakukan hal sama, tapi apakah itu bisa mendamaikan hati? Bukankah orang yang hadir di setiap kehidupan kita untuk suatu alasan? Mudah bagiku berucap, sebagai teman, aku hanya bisa berdoa dan menasehati :)
BalasHapus