Pernikahan, Cinta, Persahabatan

Semalam, saya chatting dengan salah seorang sahabat saya. Sebenernya kami tinggal di kota yang sama, sayang kota ini terlalu sibuk begitu pula dengan kami. Terima kasih kepada teknologi yang mampu mendekatkan mereka yang jauh bahkan yang terburuk, menjauhkan mereka yang dekat. Sahabat saya banyak bercerita mengenai rencana pernikahannya. Mulai dari dia yang mantap sekali ingin menikah hingga tiba-tiba muncul ragu. Itu biasa, kubilang. Sebagai sahabat, saya hanya bisa memberinya semangat dan meyakinkan untuk selalu mendengar isi hatinya. 

Pernikahan itu sesuatu yang sakral tak boleh main-main. Mulai dari calon pasangan hingga prosesinya. Terutama masalah hati, pernikahan itu tak bisa dipaksakan. Saya percaya dengan hal-hal kecil yang sesungguhnya bukan kebetulan, bahwa segalanya sudah ditulis jauh sebelum kamu dilahirkan. Begitu juga dengan jodoh. Saya percaya bahwa jodoh saya sudah dituliskan, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Repotnya, menjadi perempuan itu sedikit complicated. Sebab kami hanya bisa menunggu, jadi ingat kata-kata orang tua jaman dulu, enggak ilok lah kalau kita perempuan yang mengucap lebih dulu. Doa saya hanya satu, semoga segala urusanmu dilancarkan, Sob. Begitu juga dengan segala urusan-urusanku. Aamiin.

Berbicara tentang cinta, buat saya cinta tidak hanya didapat dari kekasih atau bahasa kerennya sekarang, pacar. Buat saya cinta kedua orang tua saya itu lebih dari segalanya. Juga cinta di dalam sebuah persahabatan. Terima kasih buat kelima sahabat saya yang selalu menemani setiap akhir pekan. 

Hidup itu penuh misteri, lima tahun dari sekarang saya atau pun sahabat-sahabat saya bahkan kamu tak akan pernah tahu seperti apa rupa kita nanti atau menjadi apa kita nanti. Tetaplah mencari, terus berpetualang dan tetaplah nikmati hidup kita apa adanya, bangun pagi, mengucap selamat pagi meski lewat chat, banyak membaca, banyak merenung, banyak berdoa dan tak pernah putus asa.

Surabaya, 2014. 



1 komentar: