survey for survive


 kuliah kerja nyata, apa yang ada di benak kalian saat mendengar tiga kata itu? jika aku menjadi? salah satu program di sebuah stasiun tv swasta? bisa jadi, aku pun sempat berpikiran ke sana. berkecimpung dengan masyaraka desa yang jauh dari peradaban, jauh dari hiruk pikuk, jauh dari apa yang namanya modern dan hedonitas. 

sembilan belas orang, yang belum pernah saling mengenal sebelumnya dipertemukan disini. desa besah, kecamatan kasiman kabupaten bojonegoro, saya yakin waktu itu belum ada satu pun dari kami yang pernah mendengar nama desa itu. makanya, ketika kami sedang berkumpul untuk rapat, kami menyempatkan membuka google map, yaah.. alat bantu manusia modern seperti kami, apalagi.

keadaan tempat tinggal kami
survey beberapa kelompok pasti lah waktu itu mengharuskan diri untuk survey ke desa masing-masing, pun dengan kamu. survey for survive. setidaknya akan ada gambaran nantinya di sana seperti apa. barang-barang apa saja yang harus dibawa ke sana. dan yang terpenting bagi kami adalah nyaman atau tidak tempat tinggal yang akan kami diami selama kurang lebih 26 hari nantinya.

survey pertama.. ngaret.. seperti biasa rencana kumpul jam 6 pagi akhirnya kita berangkat pukul setengah delapanan kurang lebih. tak banyak yang ikut kala itu, hanya saya, mas @koendhie, mbak @TaaaGieta, @kie7812, dan ketua kami @arisonly. kami belum dekat satu sama lain kala itu, tak banyak yang bisa kita bicarakan selain rencana kita di sana nantinya. setelah agak sedikit nyasar dan dibantu dengan supirnya aris kita akhirnya tiba di rumah bu kades. yaaa.. kepala desanya kala itu seorang wanita yang nanti akan saya jelaskan lebih lanjut di edisi berikutnya. berbekal beberapa pertanyaan dari teman-teman yang di surabaya kami mulai mewawancarai bu kades, pun mengenai tempat tinggal, kami juga sempat mendatangi salah satu sekolah dasar yang ada di sana, sayangnya sekolah sudah bubar kala itu.

survey kedua agak hectic, hampir semua ikut. dengan tiga mobil kami berangkat dengan ngaret seperti biasa. tapi kami menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah tempat makan, sebut saja kaliotik yang akhirnya beberapa dari kami sempat sedikit mengumpat ketika melihat bill, hahaha, maklum kantong mahasiswa dan anak kos. saya sendiri waktu itu habis 19 ribu untuk nasi, telur, kompilasi kuah dan segelas teh hangat. perkiraan saya waktu itu kompilasi kuahlah yang membuat billnya bernilai tinggi, cukup sekian dan terima kasih.

wajah-wajah para survivor

  sampai di sana kami kembali menemui ibu kepala desa dan juga pak bayan, orang desa memanggilnya mbah bayan. jabatannya adalah ketua urusan.. hmmm saya agak nggak mudeng juga beliau urusan apa, tapi waktu itu beliau menjadi penengah antara kami dengan warga. hingga akhirnya urusan mengenai tempat tinggal juga konsumsi beres kala itu juga setelah dengan beberapa negosiasi pastinya. kami juga sempat mendatangi pusat kesehatan hewan untuk urusan proker teman-teman dari kedokteran hewan. survey ditutup dengan makan soto di lamongan yeay!

ruang tengah rumah cewe


pak rete mulai pedekate sama antok kliwir



kisah pak rete yang ditinggal sebatang kara oleh kawan-kawannya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar