delapan tanda tanya

aku tahu aku tersesat jika sekali saja kulangkahkan kakiku menjauhimu

namun mungkin akan lebih salah lagi jika aku tetap tinggal sedang kau menyuruhku pergi

karena kau mengingatkan kita lebih awal agar tak saling terjatuh. pun tak saling melukai. itu pertanda cinta, bukan ?

dengar! itu masa lalu milikmu berteriak-teriak ingin direngkuh. sambutlah! itu yang kau mau, bukan ?

lalu atas dasar apa kau menghentak rasa yg tercipta pada dadamu semenjak bertemunya dua tatap kita siang itu ?

dan atas alasan apa kau menyuruhku berhenti atas langkah yang telah terlanjur kutapaki ?

apa mengenai masa lalu yg bergelantung tepat empat koma lima senti di dahimu yg membayangi rasa yakin dan mencipta ragumu, betul begitu ?

lalu apa arti dari bahwa masa lalu bukan untuk didatangi lagi tapi dipetik buah ajarnya yg sempat kau lontarkan, apakah kau ingat ?

kau bilang tak perlu kita sebegitu cintanya. tapi kau diikat sebegitu eratnya oleh masa lalu. apa benar bahwa kau hanya terlalu nyaman ?

pemakluman yg dalam itu yg kau harapkan dariku atas setangkup harap yg sempat kau hadiahkan padaku untuk kurengkuh, apa itu yg kau mau ?

aku diombang-ambing sayang, oleh delapan tanda tanya yg sesegera ingin bersua pada jawabnya.

aku tercekat sayang di tengah ruang kosong yang sempat berisi sebuah pengharapan yg ternyata abu-abu, hatiku pun membiru.

aku tak butuh tanggung jawab atas perasaan yg terlanjur tercipta. namun, aku butuh penjelasan. tak banyak, hanya delapan tanda tanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar