Perpisahan Hari Itu


Setiap orang mempunyai caranya sendiri untuk mencintai, dan sayangnya kamu tak suka akan caraku mencintaimu.

“kecurigaanmu itu berlebihan!”akhirnya sepotong kalimat agak tinggi ini memecah kesunyian malam itu.
Sudah hampir 30 menit kami hanya terdiam, sibuk akan pikiran masing-masing tanpa suara. Benar adanya, kami saling bertatap muka tapi sayangnya kami tak saling menatap mata. Ah, aku sangat merindukan tatapan mata itu, yang selalu saja membuatku meleleh saat balas menatapnya. Tapi ekor mataku sedikit menangkap, ada kebencian di situ. Aku menahan air mata.
“Aku hanya ingin meyakinkan, kalau kamu memang hanya buatku. Apakah salah jika aku cemburu padamu?”
“Itu artinya kau tidak percaya denganku.”
“Aku percaya padamu, dear.”
“Lalu kenapa harus ragu? Kenapa harus curiga?”
“Bisa kah sedikit saja kamu peka terhadap perasaanku?”
“Kamu selalu begitu, ingin dimengerti tapi tak mau mengerti.”
“Bukankah seharusnya aku yang bilang seperti itu padamu? Sudahlah, jadi ada hubungan apa kamu dengan wanita itu?”
“Dia hanya rekan kerjaku, itu saja.”
“Kenapa tak dijawab saja daritadi? Jika memang tak ada hubungan apa-apa mengapa harus marah?”
“Aku tak marah, aku hanya tak suka.”
Sekali lagi, pertengkaran itu tak menemukan ujungnya. Perasaan kami makin meruncing satu sama lain. Entahlah, aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri. Aku begitu menyayangi pria di hadapanku ini, tapi aku bingung bagaimana menunjukkannya.
“Biarkan aku pergi, sayang.”ujarnya lirih. Hatiku tersayat, ada sesuatu tertahan di kelopak mataku, aku tak dapat berkata apa-apa.
“Aku menyayangimu, lebih dari yang kau tau.”
“Aku tau.” Pria itu mencoba menggenggam tangaku, aku menepisnya. Lalu kembali meraih tanganku, kali ini menggenggamnya erat, hingga tak ada daya aku melepasnya. “Sayang, apa yang membuatmu susah untuk melepasku?”
“Entahlah..”
“Pasti ada alasannya.”
Cinta sejati tak butuh alasan, sayang.” Genggamannya semakin kuat dan aku tak kuasa menahan air mataku lagi. “Kamu mencintai gadis lain?”
“Demi Tuhan, hanya kamu yang kusayang. Aku hanya susah untuk mengerti jalan pikirmu, bahkan aku tak mengerti. Percayalah sayang, kamu wanita termanis yang pernah kumiliki. Tapi kita punya tujuan yang berbeda, aku dan kamu, berbeda.”
Bukankah perbedaan itu indah, sayang?”
“Biarkan aku pergi, sayang.”
Hatiku itu rumah buatmu, sayang. Kamu boleh pergi sekarang, tapi rumah ini akan selalu menantimu kembali. Pintunya tidak akan pernah tertutup untukmu.
Pria itu menciumi tanganku, menatap mataku dalam. Masih ada cinta di situ. Tapi mengapa perpisahan ini ada, aku benci kata perpisahan. Dia menyeka air mataku lalu mencium pipiku. Setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai, sayangnya kamu tak suka akan caraku mencintaimu, mungkin itu alasan akan perpisahan hari ini. Dia tersenyum dan berlalu, aku hanya pasrah melihatnya pergi, memperhatikan punggungnya sampai benar-benar menghilang. Hati kecilku masih berharap punggung itu akan berbalik, berlari ke arahku, dan berkata, “Bisakah kita mengulang semuanya dari awal?”. Tapi semuanya terlambat, hal paling menyedihkan adalah ketika kita tahu bahwa waktu itu sudah lewat begitu saja dengan sia-sia karena kesalahan yang kita perbuat.

Surabaya, 2011 – terkadang pilihan yang menurut kita menyedihkan adalah yang terbaik buat kita.

7 komentar:

  1. bukankah suatu hubungan harus ada salah satu yang mengalah? dan bukun untuk saling keras kepala kan?

    menurut mbak gimana :)

    BalasHapus
  2. quote yang terakhir "terkadang pilihan yang menurut kita menyedihkan adalah yang terbaik buat kita"
    ini nusuk banget, kereeen.

    BalasHapus
  3. hmmmm...
    terkadang cowok itu memang trlalu asik dgn dunianya. Bahkan orang yg paling dicintainya pun tdk boleh ngeganggu...
    Cowok itu kadang memang suka flirting dimana-mana, tp percayalah masih ada cowok setia..

    BalasHapus
  4. kita gak bakal nemu pasangan yang sejalan sama kita, tapi kita bisa bicarakan hal tersebut untuk menemukan jalan tengahnya agar bisa kita lewati bersama (duh, bingung ya?)

    BalasHapus
  5. justru perbedaanlah yang membuat dua manusia itu bertahan untuk saling mencinta
    karena perbedaan itu, mereka bisa saling mengisi kekurangannya masing2 :)

    BalasHapus
  6. i have some expectation for you both dear. but, yeah. . aku tau, semua sudah direncanakan olehNya. keep smile, my dear :)

    BalasHapus