Cerita Sahabat

Menyempatkan diri merenung di pagi hari di hadapan secangkir teh hangat tanpa gula. Sebenarnya siapa yang paling banyak memberi warna di hidup kita. Selain keluarga kandung, tentunya. Aku tak akan bercerita tentang keluargaku, sebab bercerita tentang mereka tak akan pernah habis bahkan dalam sepuluh judul buku.

Ini tentang sahabat dan siapa saja di sekeliling kita, yang sedikit banyak memengaruhi emosimu. Aku punya banyak sekali sahabat, tak akan cukup dihitung oleh jari di kedua tanganku ditambah tanganmu.

Aku punya sahabat-sahabat sejak SMP, SMA, juga ketika mengambil studi sarjana di salah satu universitas negeri yang sampai sekarang masih keep in touch dan akan begini seterusnya. Aku punya sahabat dari komunitas paling keren di Surabaya, dan banyak perkumpulan lainnya.

Aku punya seorang sahabat yang kami bisa membicarakan apa saja berjam-jam tanpa bosan, mulai dari hal-hal yang ringan sampai yang lebih berbobot macam politik. Kami punya pandangan yang sama sekali jauh berbeda mengenai politik tapi kami bisa punya selera film yang sama atau kami bisa berdebat dengan hebat mengenai hal-hal sepele lalu diakhiri tertawa terbahak bersama-sama.

Selain seorang sahabat, dia bisa jadi penghibur, pendengar yang baik, penasehat kesehatan, bahkan supir yang baik. Haha, yang terakhir maafkan, aku kadang bisa sedikit manja. Kami punya intensitas waktu bertemu yang cukup sering namun hampir tak pernah melakukan chat secara online. Kami menghabiskan waktu dengan menonton film dan membahagiakan perut. Bahkan kami bisa saling curhat tentang masalah masing-masing. Seorang penulis bilang, bahwa jika ada yang menceritakan masalah terberatnya kepadamu, itu artinya dia sangat percaya padamu dan kamu orang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.

Mengapa aku menulis tentang dia? Sebab aku baru saja mendapat kabar baik darinya, beberapa hari yang lalu. Penelitiannya mendapat acc dari dosen pembimbing. Satu langkah lagi buatnya mendapat gelar sarjana. Sebagai sahabat aku turut berbahagia. Doaku, semoga segalanya selalu dilancarkan oleh Tuhan hingga dia memakai TOGA, nanti.

Bisa kudapat aamiin?

Surabaya, November 2015.

1 komentar:

  1. AminO:) Kata-kata yang digunakan bagus banget! Kaktiw super duper deh kalau soal merangkai kata-kata. Loveyou kak! Semoga KancutKeblenger Surabaya bisa sahabat terus yaa amin:))

    BalasHapus