Melawan Ketakutan di Usia Baru

Hampir dua tahun saya tak berani melawan ketakutan sendiri hingga akhirnya saya sadar saya masih berjalan di tempat yang sama namun sahabat-sahabat saya sudah berada di depan bahkan jauh di depan saya. Malam tadi sebelum memejam usai melafazkan doa, ada benda hangat di sudut mata. Saya menangis, tanpa suara. Bulan ini saya akan meninggalkan usia 22 tahun, lalu saya bertanya di dalam hati, 22 tahun, sudah ngapain saja? Saya menangis kembali.

Saya pernah melawan ketakutan saya dulu ketika ada laki-laki yang mematahkan hati dan menghancurleburkan dada saya. Sudah lama sekali, namun masih tetap membekas. Saya takut hidup saya tak sama lagi, saya takut tak menjadi diri saya lagi jika saya harus merelakannya pergi. Namun ternyata saya salah, setelah memutuskan pergi segalanya berubah jauh lebih baik. Berat badan saya naik, saya lebih sering tersenyum, dan segalanya terlihat lebih terang. 

Iya, saya harus melawan ketakutan saya sekali lagi.

Akhir bulan nanti, usia saya genap 23 tahun.

Mimpi?

Mimpi saya usia 23 tahun saya sudah bergelar Sarjana Akuntansi setelah perjuangan lima tahun dengan beberapa ketakutan yang tak berani saya lawan dan mulai hari ini saya akan melawannya. 23 tahun saya ingin mendapatkan pekerjaan dan berhenti meminta dari orang tua, 23 tahun saya ingin menjadi kakak yang baik untuk ketiga adik saya minimal bisa membantu memberi mereka uang jajan, 23 tahun saya ingin mengakui bahwa saya mencintai seseorang tapi nanti setelah umur saya 23 tahun dan resmi menjadi sarjana dan kalian boleh menagih saya. 23 tahun, saya ingin lebih serius terhadap masa depan. 23 tahun, saya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi dari hari ke hari.

Selamat datang bulan September. Baik-baiklah.

2 komentar:

  1. Cieee yang mau ulang tahun.. sudah nggak sabar nih nunggu pesta rakyatnya hahaha *salah fokus

    Be zuperrr ya puu :****

    BalasHapus
  2. terus hadapi rasa takut yang kamu yakini bakal lebih baik saat kamu melawannya,. :*

    BalasHapus