Kita yang Melawan Jarak

: adityan

Semisal kita dilahirkan di tahun seribu delapan ratus
waktu akan mempertemukan kita
dengan Abigail dan John Adams.
Untuk bertanya
bagaimana caranya mengalahkan jarak.
Bagaimana caranya menulis surat cinta yang panjang dan dalam,
di tengah situasi peperangan.

Semisal kita di Paris,
aku akan merengek minta dipertemukan,
dengan Heloise dan kata-kata pilunya,
ketika dia kehilangan Abelard.
Bagaimana rasanya menjadi tabah,
ketika keadaan memisahkan mereka,
dengan jarak yang sepanjang entah.

Puisi ini kutulis dengan tanganku sendiri
di atas trotoar
dengan debar.
Ketika tak jauh dari tempat aku duduk kulihat
seorang tukang sampah tersengal menarik gerobaknya
padahal terik sedang beraksi.
Semangatnya tak patah,
di atas kepalanya tergambar seorang perempuan cantik,
beserta dua orang anak yang lucu-lucu
sedang merintih kelaparan.

Kau tau apa yang ada di pikiranku?
Kita harus sekuat tukang sampah.
meski anak-anak rindu kita makin banyak dan lapar
meski kangen di setiap sel tubuh kita makin menggeletar
meski kita belum juga sempat,
untuk bersauh.

Kita adalah dua yang tabah, Adityan.
Kita adalah dua yang tegar.
yang akan menang bertempur dengan jarak.

Surabaya, 2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar