kau salah sangka, aku tak sekuat yang pernah kau bayangkan
wahai pria yang mengaku-aku dewasa
aku masih memanjakan telinga dengan lagu-lagu sendu
aku masih menangis di belakang tawa yang kuperlihatkan banyak orang
aku masih senang mengutuk diri sendiri yang belum juga berubah nasibnya
kau salah sangka, aku tak secantik yang pernah kau bilang
wahai pria yang mengaku-aku dewasa
nyatanya kau masih memilih rengkuh yang lain
dadamu juga tak lagi mau membuka pintu kehadiranku
kepalamu menolak untuk kurebahi
kau salah sangka, aku bukan pemilik ciuman hebat seperti katamu
wahai pria yang mengaku-aku dewasa
setelah kulihat ada gincu merah muda
di bibir kirimu pada minggu pagi
ketika sengaja aku bangun mendahului pagi
menghampirimu dengan serantang sarapan
kau salah sangka, aku bukan perempuan yang tangguh
wahai pria yang mengaku-aku dewasa
karena aku masih menulis
sambil menangis
surabaya, 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar