semisal aku.


semisal aku sebuah ombak
aku ingin kamu jadi pantainya
satu-satunya tempatku bersauh
satu-satunya alasanku untuk pulang
bukan sekedar pantai
namun pantai yang dikenal orang dengan kata eksotik
yang memanjakan setiap pengunjung
akan indah rona merah kala senja
atau guratan cantik kala terbit sang fajar

semisal aku matematika
aku tak ingin menjadi irisan atau gabungan
dalam hitungan yang membingungkan
namun aku akan menjadi angka yang pasti
dari sebuah penjumlahan hati
bahwa satu ditambah satu adalah kita

semisal aku sepatu
aku hanya ingin menjadi sepatu kaca
seperti yang sering ibu ceritakan
ketika aku masih kanak-kanak dulu
bahwa dia hanya cukup dikenakan oleh seorang
seorang kamu

semisal aku gunung
aku hanya ingin menjadi yang berstatus awas
bahwa tak akan ada orang biasa yang berani
bahkan sekedar mendekat pada radius tertentu
namun aku,
ingin seorang pejuang
yang tak takut apa pun
bahkan kepada letusan gunung berapi
seorang berupa kamu

semisal aku penari
aku hanya ingin menjadi balerina
yang cantik dengan roknya yang mekar
selayak bunga di musim semi
karena aku kagum
akan teguhnya
menopang seluruh berat yang dipunya
oleh dua buah tumit yang lembut itu

semisal aku adalah waktu
aku tak ingin menjadi kemarin
atau pun besok
karena aku adalah hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar