layang-layang

jemariku selalu memuntahkan
beberapa bait puisi
yang terkadang sudah tak peduli
masih sudikah kiranya kau tengok barang sekedar

kemarau panjang tak ada habisnya
dahagaku meradang dalam lengang
tubuhku terkilir oleh rindu yang tak berhilir
teronggok dalam bebatu yang menyanyi sendu

sekelebat layang di sudut mata
beterbang tujuh keliling
mengundang anak laki-laki turut serta
mengejar hingga terluka lututnya

tarik ulur saja aku dengan senarmu
hatiku tak pernah merasa terbelenggu
waktu istirahatmu hanya gerimis
menghiasi pelupuk mata yang kupunya

kupas asa dalam gelap
remas jemariku yang dibekap harap
anggap hanya ilalang yang tau kapan terlepas
layak dandelion tertiup angin terbang bebas

layang-layang memang tak pernah berhenti
hingga putus senar yang membelenggunya
apa itu yang kau nanti
memutus asa yang kurajut lama

surabaya, 2012
untuk para wanita yang tak peduli akan hatinya yang serupa layang-layang oleh lelakinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar