You!


Kamu itu kayak obor di jalan setapakku yang gelap, kayak bulan di tengah gelapnya malamku, kayak oase di tengah padang pasirku, kayak esgrim rasa cokelat di tengah panasnya Surabayaku, kayak nasi goreng yang memadamkan laparku.
tapi..

Obor itu telah Padam, Bulan lebih senang bersembunyi, Oase itu telah mengering, Esgrim itu telah meleleh, dan Nasi Goreng itu telah habis.


Sayang, mungkin kamu cukup mengenalku, atau mungkin sebenernya kamu belum mengenalku? Sadarkah kau sayang telah membangun pagar hati yang terlampau tinggi ? Tapi aku sangat menikmatinya sayang, Aku senang berada di dalamnya, karena hanya ada Kau dan Aku. Tapi sayang hal yang paling kutakuti terjadi, aku terbangun dan tak mendapatimu bersamaku di dalam pagar ini. Kemana pergimu sayang ?


Sesekali kau menjengukku sayang, tapi kau hanya berada di luar pagar. Jadi untuk apa kau bangun pagar ini tinggi-tinggi sayang? Apa kau hanya ingin mengurungku? Ingin rasanya aku pergi melarikan diri dari sini sayang, tapi semakin ku bersikeras ingin pergi, pagar hati itu menjadi semakin dan semakin kuat. Aku tak bisa pergi dari sini sayang, aku lebih memilih bertahan. Tapi aku manusia biasa sayang, tidakkah kau mengerti itu ?

Aku mulai membencimu sayang..

Dulu, kamu adalah pelita, oh tidak bukan hanya pelita tapi obor di tengah jalan setapakku yang gelap. Tapi obornya sudah padam. Mengapa kau padamkan sayang? Apakah kau sudah lelah menerangiku? Aku takut gelap sayang, tidakkah kau mengerti itu?

Dulu, kamu adalah bulan di tengah gelapnya malam. Tapi kini kau lebih senang bersembunyi di balik gelapnya awan. Aku serasa buta sayang, Aku jadi takut untuk pergi ke luar. Aku benci gelap sayang, tidakkah kau mengerti itu ?


Dulu, kamu lah oase di tengah padang pasirku yang kering. Tapi oase itu kini telah mengering, ke mana kau pindahkan mata air itu sayang ? Aku kekeringan di sini, tidakkah kau mengerti itu ?

Dulu, kamu kayak esgrim rasa cokelat favoritku di tengah panasnya Surabayaku. Baru setetes kurasakan nikmatnya rasa cokelat dan segarnya esgrim, dia sudah meleleh. Kamu kenapa sayang ? Padahal kamu favoritku sayang, tapi sepertinya aku bukan favoritmu. Aku kepanasan di sini sayang, tak ada lagi yang bisa menyejukkanku, tidakkah kau mengerti itu ?

Dulu kamu kayak nasi goreng pemadam kelaparanku. Tapi Nasi goreng itu sudah kau habiskan sendiri, atau jangan-jangan kau sudah membagikannya dengan yang lain ? Aku kelaparan di sini sayang, bahkan pemadam kebakaran pun tak bisa membantuku memadamkan lapar ini, tidakkah kau mengerti sayang ?

Aku mencintaimu sayang, tak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku untuk membencimu.

2 komentar:

  1. deuuuu dalem bener ini suratnya.... santailah, udah sewajarnya ada cinta ada benci, yg penting pintar mengatur kadarnya hehehe

    BalasHapus