First.


Tulisan ini aku persembahkan buat sobatku tercinta Caty :)


Selamat malam sob, malam ini aku tak bisa memejamkan mataku. Kata teman-teman aku sedang galau, semuanya tau dari tulisan-tulisanku. Tapi tahukah kau sob, aku selalu mengelak pernyataan mereka. Aku benci galau. Maukah kau mendengarkan kisah cintaku dari awal Sob, mungkin kamu bosan? Karena kamu pun berada di sampingku setiap waktu.


Dua tahun belakangan ini aku dekat dengan seorang cowok, sob. Kamu pasti tahu, yaa dia Adji sob yang pernah aku ceritakan padamu. Yang sering aku banggakan di hadapanmu, yahh terkadang aku menyesal telah memujinya sob. Malam ini dia maen kerumahku, entah apa ini yang namanya apel di malam minggu, semuanya nyaris terasa hambar.



Sob, ingatkah kau masa-masa SMP dulu? Saat pertama kali kita memutuskan untuk menjadi sahabat? Memang tak pernah ada perjanjian tertulis dari kita untuk mejadi sahabat, tapi itulah sahabat Sob. Aku menyayangimu dan Kamu pun menyayangiku, itu yang terpenting. Ingatkah kau sob saat kita berselisih paham? Aku ingin tertawa sekaligus menangis saat mengingatnya. 

Aku mau ceritain beberapa cerita cintaku sob, maukah kau mendengarnya lagi ?

Kamu ingat Rio ? Teman kita paling tampan saat kita kelas dua SMP. Kalau engga salah kita kelas 2-E bukan ? Kalau engga salah berarti benar sob, hehe. Yaaa kamu tau kan, kalau cowok itu suka sekali menggangguku. Entah saat pelajaran, entah saat istirahat. Tapi aku menikmatinya, mungkin saat itu aku sempat membencinya. Tapi benar, kalau hanya ada sedikit perbedaan antara benci dan cinta. 

Diam-diam aku mencintainya sob. Diam-diam aku merasa nyaman saat dia mengambil bangku untuk duduk disebelahku. Diam-diam aku merasa terpesona saat dia melontarkan senyumnya kepadaku. Diam-diam aku serasa terbang ke langit saat dia membelai rambutku. Diam-diam aku mencintainya. Tapi aku tak berani untuk mengatakan pada siapa-siapa.  Bahkan padamu sob waktu itu.

Jadi inget, cewe kelas sebelah yang seksi. Anak kelas 2-D tuh, siapa namanya, Sob ? Ineke yaa ? Dia juga naksir kan sama Rio. Ah aku merasa seperti terhempas sob. Tapi aku merasa tidak berhak, cewek itu lebih sempurna dari aku. Dia punya segala-galanya. Sedangkan aku hanya cewe tomboy yang sembrono dan berbehel. Eh aku dulu pernah dibehel yaaa ? Hehehe.

Kata anak-anak mereka jadian, tapi kenapa Rio tak memberitahuku? Dia terus menerus membuatku nyaman berada di dekatnya. Hingga akhirnya mereka putus, kamu tahu sob apa yang Rio bilang ke aku ?

"Kamu sih, Put. Gara-gara kamu aku jadi putus sama Ineke."

I am so sick with everything about love.

Everyone blame me. I hate them.

Aku  ingat saat dia meletakkan seekor cicak terbang di atas rambutku dan nyaris membuatku hampir pingsan dan menangis karena ketakutan. Cewe tomboy macam apa yang takut sama cicak. Tidak sob, aku bukan takut, aku geli. Hehehe. Tapi aku tak pernah lupa raut wajahnya yang menyesal saat meminta maaf padaku sob.

Aku ingat saat dia memboncengku naik sepeda waktu kita sedang belajar kelompok bikin iklan, ingat engga sob ? Bu Evi guru bahasa Indonesia kita meminta kita untuk berpasangan, dia memintaku untuk menjadi pasangannya, aku senang sekali, Sob. Aroma tubuhnya membuat keringat dinginku keluar, jantungku berdetak sangat tidak wajar dan lebih cepat dari biasanya, tapi itu bukan asma'ku yang sedang kambuh, rasanya ada semilir angin yang menerpa wajahku, rasanya waktu berjalan semakin lambat. Mungkin ini yang mereka bilang cinta. Tapi aku terlalu kecil waktu itu sob buat mengakui kalau ini cinta.

Kami nyaris tak pernah saling menyatakan cinta, hubungan kami hanya sebatas teman. Tapi kami saling memahami bahwa kami saling menyayangi. Tapi kami terlalu muda saat itu untuk mengakuinya. 

Beberapa tahun kemudian, saat kita sudah jadi mahasiswa, aku bertemu dengannya Sob. Dia merindukanku, aku pun begitu. Tapi merindukannya sebagai teman, tak lagi aku simpan perasaan itu sob. Life is keep turning. Siang itu kami makan siang bersama.

He said, "Kamu pacar pertamaku, Put."

Terpikirkah kamu sob, apa yang ada dibenakku saat itu? "Kapan kita pacarannya?" Hahahaha. Tapi aku hanya diam. Lalu, dia mencium pipiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar