saya muak.

saya muak terhadap ibu pertiwi, bukan salah ibu pertiwi. bukan juga masalah kandung-mengandung.
tapi, saya muak.
saya muak terhadap sistem peradilan di bawah meja. banyak yang tau, tapi acuh dan pura-pura tak terjadi apa-apa. munafik.
saya muak melihat seorang bapak yang membonceng anaknya, tapi dengan mudahnya menerobos lampu merah. bukankah seorang anak itu perekam yang baik atas kelakuan orang tuanya? orang pertama yang akan jadi guguannya. kuharap, kalian mengerti akan maksud saya.
saya muak melihat kebanyakan orang yang lebih melihat hasil, daripada proses yang telah kita tempuh. yang bahkan mereka tak pernah mengalami kepelikan itu sendiri.
ya, hari ini saya muak.

4 komentar:

  1. yah nyatanya memang seperti itulah kenyataan disekitar kita, begitu banyak kepura-puraan dan yang berkedok..

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar, mas.
      semuanya bisa diubah saya rasa belum terlambat. mulai dari diri sendiri lalu tularkan pada sekitar kita :))

      Hapus
  2. membaca tulisan ini, sekarang pun saya menjadi sangat muak dengan diri saya.
    punya mimpi besar, namun bernyali kecil.

    Silakan tertawa, sebelum saya berkata "saya muak kepada semua yang menertawakan pernyataan saya.
    hanya mampu menertawakan tanpa memikirkan maksud lain pernyataan saya".

    Mungkin Anda juga muak melihat pernyataan saya.
    Muak terhadap ironi yang saya rekayasa.

    Tapi jangan salahkan saya jika nanti Anda pun akan muak dengan diri Anda sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, mas atas appresiasinya.
      saya rasa semua orang pernah merasakan itu, muak terhadap diri sendiri.
      tergantung masing-masing pribadinya bagaimana menyikapinya,
      apakah dia akan selalu seperti itu atau mau berubah ke arah yang lebih baik :)))

      Hapus