Semenjak ada tol trans
jawa rasanya mau lintas provinsi bukan jadi halangan sebatas tiket kereta atau
tiket pesawat yang mahal asalkan kuat dan tatak nyetir sendiri. Setelah dihitung kasar
masalah budget dan sebagainya, bawa mobil sendiri lebih hemat daripada naik
kereta atau pesawat. Berangkatlah kami hari Sabtu pagi sekitar pukul 3 pagi,
awalnya Dandi yang pegang kemudi, setelah sholat Subuh, paduka tiba-tiba
ngantuk. Tukar shift dengan istrinya sampai sekitaran Klaten kalo engga salah
(sudah turun tol) dan tiba di Jogja sekitar pukul 8 pagi.
Kurang afdol rasanya
sampai Jogja belum makan gudeg, mampirlah kami ke daerah Wijilan alias kampung
Gudeg dan singgah di Gudeg Yu Djum yang sudah tidak diragukan lagi rasanya,
tapi sayang disayang, ternyata Keraton selama kami di Jogja tutup huhu jadi
engga ke Keraton sama sekali, bahkan foto di depannya akhirnya ya engga.
Karena aku harus buka
laptop sedikit ada kerjaan, mampirlah kami di McD Jl. Sultan Agung, kenapa
milihnya di McD ini? Karena masih pagi, selain belum bisa check in hotel juga belum ada cafe
yang buka. Selain itu, McD Sultan Agung ini lain daripada yang lain. Ada yang
sudah pernah ke sini? McD Sultan Agung konsep bangunannya sangat klasik seperti
rumah joglo, interior di dalamnya juga semacam rumah rumah jawa gitu ditambah
lagi kami dapat promoan kentang goreng gratis yaudah tambah betah.
Kami bermalam di sebuah
resort sekitar 15 menit dari tengah kota sekitar Ring Road Sleman, namanya The Westlake
Resort Yogyakarta. Resortnya nyaman sekali, cocok buat keluarga atau yang mau
bulan madu. Ada dua view, danau atau air terjun gitu. Kami dapat view yang air
terjun, kayanya sih yang view danau harganya lebih mahal. Haha. Tapi kami
menikmati sekali dua malam di sana, kalau yang bawa anak kecil bisa keliling
danau naik perahu sambil memberi makan ikan dan berhenti di pulau kecil tengah
danau memberi makan kelinci. Kolam renangnya juga engga terlalu dalam lah kalau
buat ukuran aku hehe. Kita juga bisa sewa sepeda pancal IDR 20k keliling area
resort yang luas banget.
pemandangan menuju kamar resort |
taman di tengah hotel |
lake view |
sate klathak pak pong |
Setelah dari Pak Pong,
engga afdhol rasanya ke Jogja tapi engga mampir ke Filosofi Kopi. Tempatnya
memang engga di tengah kota banget, konsepnya kaya warung dengan harga yang pricey hehe. Entahlah aku lebih suka
Filosofi Kopi yang di Melawai. Karena menurutku, menu dan tempatnya engga
singkron gitu. Menunya modern tapi tempatnya klasik, kenapa engga sekalian aja
dikasih menu angkringan. Kalau dari segi rasa, okelah. Cuma mendingan main ke
Couvee Jogja terus pesen es kopi gula Jawa atau sekalian ke Jonje Resto, kalian
bisa ngafe sekaligus foto dengan view Tugu Jogja. Sambil menyelam minum air,
karena kalau foto di Tugu Jogja kadang suka engga memungkinkan karena lalu
lalang kendaraan.
foto di sini biar seperti yang lainnya |
Ada hal yang menarik ketika
lepas solat isya kami meninggalkan resort untuk jalan-jalan ke kota Yogya,
tiba-tiba google maps kami menunjukkan arah yang tidak biasanya. Padahal,
harusnya kami tahu jalannya karena sudah beberapa kali kami lewat situ. Tapi entah
kenapa kami ikut aja itu google maps belok kiri sampai akhirnya ada tulisan “jalan
buntu, jangan nuruti google maps” entah apa sering orang nyasar ke situ atau
bagaimana. Kejadian ini juga bersamaan dengan tiba-tiba hilangnya frekuensi
radio prambors jogja yang kami dengarkan semenjak di Jogja, tiba-tiba kresek
kresek gitu aja.
Akhirnya, setelah putar
balik kami memutuskan mengingat-ingat jalan yang seharusnya kami lewati. Ketika
menuju jalan besar, kami melewati sebuah masjid yang bersebelahan dengan
pemakaman umum. Di depan pemakaman umum ada bapak-bapak pakai baju serba putih
sedang berjalan, pikirku, ngapain pula ini bapak jalan sendirian sedangkan
solat isya berjamaah juga pasti udah bubar dari tadi.
Hal yang paling
menyebalkan, ketika aku konfirmasi ke suami apa dia lihat juga bapak-bapak itu,
dia bilang engga L.
Lalu, tadi siapa yang aku lihat ?
Wallahualam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar