Hari ini saya bangun kesiangan, Tuan. Tapi saya rasa
kamu pasti bangun lebih siang lagi. Saya sudah mengenalmu lama, Tuan, dan
sekali-kali ingin sekali melihat kamu bangun agak sedikit pagi. Mengambil wudhu
untuk menunaikan sholat kemudian berolahraga walau pun hanya sekedar
berlari-lari kecil mengelilingi komplek.biar kamu sehat, Tuan. Karena saya suka
sedih kalau lihat Tuan sedang sakit, mungkin saya terkesan sangat cuek di depan
Tuan, tapi dalam hati saya merasa begitu khawatir dengan keadaan Tuan.
Beberapa hari tak melihat sosok Tuan seperti ada
perasaan menggelitik di dada. Mungkin ini yang dinamakan kangen, Tuan tau nggak
siapa kangen itu sebenarnya, Tuan? Saya sedikit membenci mereka, mereka selalu
hadir ketika saya lama tak menatap wajah, Tuan. Apakah mereka juga menghampiri
Tuan, kalau kita berdua lama tak saling menatap? Pasti tidak, mereka hanya suka
menghampiri saya ternyata. Kalau mereka sudah datang, saya selalu berpikir
bagaimana cara untuk mengusir mereka. Karena mereka selalu membuat saya berkhayal
tentang Tuan. Padahal saya tahu Tuan tak pernah memikirkan saya, ternyata saya
bodoh sekali ya.
Mungkin saya memang bodoh, tapi saya sangat
menikmatinya. Iya, saya kangen, kangen sekali. Apalagi sama wangi Tuan yang
selalu bikin saya memeluk Tuan lama-lama dan nggak pengen ngelepasin. Saya juga
senang sekali kalau Tuan tiba-tiba mencium pipi saya lalu memeluk saya, saya
suka menikmati aroma wangi tubuhmu lekat-lekat, lama-lama, sampai saya tak
pernah bisa lupa wangi itu, bahkan menjelang tidur sekalipun.
Kamu pake parfum apa sih, Tuan? Saya ingin membeli
yang sama dengan Tuan, biar kalau saya kangen, saya bisa pake parfum itu ke
baju saya dan menikmati wanginya.
Tuan, terkadang saya ingin mendengar kalau kangen itu
menghampiri hati tuan. Saya suka sedih, kenapa kangen pilih kasih, dia hanya datang pada hati
saya tapi tidak pada hati Tuan. Apa karena aku tidak sewangi, Tuan?
Kemarin aku bermimpi, bertemu Tuan. Tetep, dengan
wangi tubuh Tuan yang seakan memberikan suntikan semangat pada saya. Tapi Tuan
tidak sendiri, tapi bersama orang lain. Seorang perempuan. Perempuan itu
bergelayut manja di lengan Tuan, dia mencuri Tuan dari saya. Saya benci dia,
seharusnya dia tidak boleh menikmati wangi Tuan. Hanya saya yang boleh.
Duh, saya egois yaa, Tuan. Maafkan saya, saya
terlanjur jatuh hati pada Tuan, pada wangi tubuh Tuan. Katakan pada saya, Tuan,
itu cuman bunga tidur dan tak akan pernah terjadi dalam dunia nyata. Saya
sangat takut, Tuan. Nanti siapa lagi yang mencium pipi saya? Nanti siapa lagi yang
saya peluk? Nanti siapa lagi yang mengucapkan selamat tidur pada saya?
Tapi saya pernah bermimpi indah Tuan. Bermimpi menjadi
putri di negeri dongeng, lalu Tuan datang sebagai seorang pangeran dengan
menaiki kuda putih. Tuan terlihat tampan sekali di mimpi saya. Saya juga pernah
berkhayal suatu hari nanti kita bisa bersama. Berdua. Hanya ada Tuan dan saya.
Hanya ada kita. Tapi saya sadar, Tuan. Itu hanya khayalan bodoh yang tak
seharusnya ada, lalu saya menghapusnya.
weheartit |
Lama tak menatap Tuan, semoga Tuan tetap wangi.
Gadis kecilmu,
@pratiwihputri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar