Happy Eid Mubarak 1432 HMinal Aidzin wal Faidzin :)
Hari ini tepatnya H+2 Hari Raya Idul Fitri yang ditetapkan oleh Pemerintah. Sempat jengkelin juga nih si pemerintah tentang masalah penetapan Hari Raya, yaaaah mungkin sudah jadi rahasia umum kan. Tapi kapan pun lebarannya, percayalah kawan bahwa sesungguhnya perbedaan itu indah. Mumpung masih bau bau lebaran dan jajan di ruang tamu juga mumpung masih banyak, pratiwihputri mengucapkan Minal Aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua kembali kepada fitrah :)
Sudah menjadi tradisi kalau lebaran adalah moment dimana keluarga besar berkumpul di suatu tempat untuk silahturahmi, setidaknya juga melepas kangen serta rindu selama satu tahun. Khususnya keluarga yang tinggal berjauhan. Kata Papa, menjalin silahturahmi itu dapat memperpanjang umur, dan hadis juga mengatakan bahwa tidak akan ada surga bagi mereka yang memutuskan tali silahturahmi.
Tradisi lain di hari nan fitri adalah nyekar ke makam sanak saudara yang telah dipanggil duluan sama Allah. Tujuannya adalah supaya kita senantiasa ingat pada kematian. Karena manusia berasal dari tanah dan akan kembali pula ke tanah.
Sesungguhnya saya sangat mencintai hari di mana saya punya kualitas time yang bagus dengan keluarga. Seperti biasa ketika kami sekeluarga sedang berkumpul seperti ini, ada saja wejangan-wejangan yang diberikan oleh papa. Jadi inget, saat kemarin kami sedang dalam perjalanan ke Mojokerto, kampung halaman kakek sekalian nyekar ke makam mendian kakek papa nuturin saya banyak banget, terutama mengenai perilaku mengendara di jalan raya. Mulai dari bagaimana seharusnya kita memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, putar balik, dan waktu itu ada pengendara motor yang mengendarai motor dengan kecepatan tanggung, tidak nengah dan juga tidak minggir. Pengendara seperti itu adalah pengendara egois, tidak punya rasa toleransi terhadap sesama pengendara lainnya dan karena bahwasannya kita berkendara tidak sendirian layaknya hidup.
Hingga akhirnya papa menyinggung nyinggung masalah Indeks Prestasi Kumulatif yang saya peroleh semester ini. Saya harus puas dengan angka 2 koma. Setiap kali ingat angka itu, air mata saya rasanya ingin jatuh saja. Papa tidak pernah menuntutku menjadi anak pandai atau pintar tapi kuanggap hal itu adalah kewajiban seorang anak untuk membanggakan orang tua yang telah susah payah menyekolahkanku. Mungkin kalau saya jadi beliau, saya akan merasa kecewa luar biasa. Berangkat kerja pagi-pagi sebelum jam6 dan pulang ketika matahari telah terbenam. Maafkan saya, Pa..
Tapi kuanggap hal itu adalah sebagian dari kegagalan dalam hidup saya yang merupakan awal dari keberhasilan saya.
Amien..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar