fenomena ibu-ibu muda

Jadi, semalem aku periksa di sebuah klinik. Anggap aja check up sesuatu yang tak bisa aku share di sini. Sejak kecil, emang tubuhku ringkih tapi tenang aku kuat kok (lah piye ringkih apa kuat? :/). Ceritanya, di klinik ini juga ada praktek dokter spesialis anak. Sudah bisa ditebak dong yang periksa siapa? Anak-anak yang sebagian besar masih batita, masih bayi. Di sini mama cerita kalau aku dulu sering banget harus ke dokter spesialis anak. Kalau nggak ke spesialis nggak bisa sembuh, dan aku sedih, aku bukan anak-anak lagi. Umurku sudah kepala dua. Tapi, dengan tubuh semungil ini tak pernah ada yang percaya bahwa sebentar lagi aku sudah seorang serjana, bukan anak smp atau sma yang mereka kira. Itulah, don't judge the book from it's cover. Ungkapan lama, tapi tak selalu berlaku. 

Aku menunggu giliran periksa dan duduk di sebelah seorang ibu ibu yang kutaksir umurnya tak lebih dari 40. Mungkin 35'an lah sedang menggendong seorang bayi perempuan yang tertidur pulas. Bayinya cantik sekali, aku harus nahan-nahan nggak megang baby girl'nya nih, dan itu susaaaah banget buat aku yang gampang gemesh sama sesuatu yang lucu. Tapi, tangan si ibu tak henti memainkan blekberinya. Entah itu membalas bbm atau sekadar mengecek recent updates. Hehehe, sepertinya nggak jauh beda kelakuannya sama kita, ya?

Di sebelah kanan saya ada seorang ibu ibu muda juga mungkin umurnya nggak lebih dari 30 tahun, masih muda. Anaknya sekitar berumur 4tahun dengan pipi yang chubby dan cerewet yang sedang rewel karena demam. Tapi si ibu malah maenin blekberinya, sedangkan si anak ngomel ngalur ngidul. Lalu aku berpikir, buat kita khususnya aku yang bisa dikatakan ke mana-mana tak bisa lepas dengan gadget apakah ketika punya anak nanti juga bakal tetap memelihara kebiasaan ini atau gimana?

Tak lama kemudian, ada seorang perempuan dan laki-laki yang rupa-rupanya masih seperti manten anyar membawa bayi yang masih merah berumur sekitar dua minggu. Betek banget lihat emaknya, nggendong bayi merah tapi rambutnya menjuntai panjang warna merah ribet kadang gitu kena baby'nya. Pengen aku tarik terus aku potong pendek. Lha mbok ya dikuncir rapi gitu biar kesannya nggak ribet. :/

Itulah aku, hobby banget mengamati sekitar terus komen ini itu kebanyakana nyinyir. Eh, jangan ditiru ya? Hehehe. Tapi siapa sih yang nggak pengen nikah muda? Aku yakin kalian yang lagi baca ini juga pengen nikah muda tapi belum punya patjar? Pffftttt.. Samaan deh. :""'

Yaa, kita nggak boleh galau nikah dulu lah sebelum berumur 23 tahun dalam posisi belum punya patjar. Untungnya aku masih umur belasan. Fyuh. *digetok*

Rencana jangka pendekku adalah segera wisuda, rencana jangka panjangnya adalah jadi mamah-mamah muda. Sekian dan terima ciyum.

Surabaya, 2013.

1 komentar:

  1. Kalau masih jomblo gini bakal jauh dari piala bergulir ni -___-

    BalasHapus