Suatu hari, aku kirim pesan kepada dua orang sahabatku dengan pertanyaan yang sama. Pertama, aku tanya ke Anita. Why Anita? Dia sahabatku yang tahu banget aku seperti apa orangnya, yang tahu banget perjalanan hidupku, yang tahu banget dosa apa saja yang aku buat, yang tahu banget siapa aja gebetan-gebetanku. Hehe.
I sent him a message,
"Kamu kaget ngga kalau aku nikah sama Dandi."
and she answered, "Engga banget."
Kedua, aku kirim pesan sama Sultan (yang akhirnya aku percayakan sepenuhnya acara pernikahanku sama dia. Kenapa Sultan? Aku bahkan lupa kami dulu jadi berteman karena apa. Padahal kalau diurut, engga ada ceritaya dari TK sampai kuliah kami satu sekolah atau engga ada ceritanya kami berteman karena satu circle. Long long story sampai akhirnya kami bisa berteman baik sampai sekarang.
I asked, "Kaget ngga kalo aku nikah sama Dandi."
Kalian tahu dia jawab apa? Dia jawab, "Aku malah kaget kalau kamu nikahnya engga sama Dandi."
Sebenarnya pertanyaan itu aku lontarkan bahkan sebelum akhirnya aku dan Dandi memutuskan untuk menikah. Kalau dipikir-pikir ternyata cinta bisa selucu ini. Kami kenal pertama kali di tahun 2011, waktu itu kami masih di bangku kuliah dan sedang masa KKN. Dandi adalah salah satu kawan satu tim di KKN, tempat kami KKN lumayan terpencil di daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Namun bahkan, di hari perkenalan tim di kampus kala itu, aku sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
Dandi baru saja menyelesaikan PKLnya, dia sudah tidur beberapa hari katanya. Jadi, ketika aku mulai mengoceh siang itu di depan teman-teman tim (i am kind of people yang kalau lagi di suatu grup tapi tidak ada yang mulai bicara jadinya gemes lalu akan menjadi yang paling pertama angkat bicara), kata Dandi-ini aku dapat cerita dari dia-sebel banget lihat aku yang sok banget berbicara di depan. Bodo amat, sekarang udah jadi istrinya. Hehe.
Tapi semenjak itu, kami sering menghabiskan waktu bersama, kuliner bersama (dasarnya sama sama doyan makan), sering banget nonton berdua, dan ngga sedikit sih yang komen, "kenapa kalian ngga pacaran aja, sih?" Males banget lah waktu itu hahaha.
Kami sering spent time berdua dan herannya, kami ngga pernah kehabisan cerita ketika lagi berdua. Dia cerita semua gebetan-gebetannya (iya, playboy emang haha), aku cerita soal mimpi-mimpiku. Jadi, ketika Anita sibuk dengan kampusnya, ya Dandi ini jalan keluarku. Hehe. Dia tau segala cerita tentang broken heart-ku dan drama-drama-ku. Hingga akhirnya aku lelah, dan berhenti mencari.
Thats why, aku kaget ketika suatu hari dia mengirimkan sebuah pesan.
"Kapan-kapan aku ke rumah, ya?"
"Ngapain?"
"Bilang baik-baik sama bapakmu."
Hingga akhirnya aku paham apa itu sedetik menunggu untuk melangkah lebih maju.
Foto ini diambil tahun 2016 ketika aku ditempatkan di luar kota karena pekerjaan. Pulang ke Surabaya, yang dicari Dandi :) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar