aku dilahirkan dari sebuah keluarga kecil. kata bunda aku punya kakak yang seharusnya jadi kakakku tapi kata bunda karena Allah terlalu sayang sama kakak, Allah membawanya sebelum aku sempat berkenalan padanya. Lalu aku bertanya pada bunda, "Berarti Allah engga sayang sama Putri?"
bunda tersenyum.
"Allah sayang sekali sama Putri, makanya Allah mau kasih tau Putri seperti apa dunia itu. Begitu indahnya dunia milik Allah."
bunda sangat menyayangiku, kata bunda Allah itu sayang semua, sama ayah, sama bunda, juga sama putri.
Oiya aku belum bercerita tentang ayah.
ayah itu orang paling hebat sedunia, dia bisa gendong putri ke mana-mana, bawa putri ke kebun binatang, beliin putri permen kapas, beliin putri kue tart yang ada lilin di atasnya, lalu menyuruh putri meniupnya.
ayah juga baik, suka mengajak putri jalan-jalan, beli balon, beli apa saja yang putri mau.
lalu suatu hari aku melihat perbedaan pada diri bunda, perut bunda membesar, kata bunda di dalamnya ada adek bayi. aku engga tau siapa adek bayi itu, aku engga kenal siapa dia, dan aku engga mau kenal karena adek bayi selalu bikin bunda terlihat kelelahan.
tiba-tiba rumah kami jadi ramai, adek bayi'nya sudah lahir kata ayah. ayah mengajakku ke sebuah tempat serba putih dengan aroma yang tidak aku suka. tempatnya aneh, baunya juga aneh.
ayah menyuruhku melihat adek bayi.
aku tidak suka dia.
aku bertambah besar, adek bayi juga, dan aku mulai mengenalnya.
ternyata dia adekku yang kata bunda juga harus disayang, sama kayak aku sayang sama bunda, sayang sama ayah.
tapi itu dulu.
sekarang aku engga lagi punya satu adek, tapi 3 adek. aslinya ada 4, tapi ternyata selain sayang sama kakak, Allah juga sayang sama adekku yang terakhir.
mungkin sekarang adek lagi sama kakak di sana di rumah Allah.
bunda sama ayah juga engga seperti dulu lagi.
mereka lebih suka menyalahkanku.
mereka suka mengomeliku.
badanku kecil, mungkin aku lebih kecil dari ketiga adekku.
aku juga engga tau kenapa, aku takut buat protes sama Allah, aku lebih memilih untuk bersyukur, karena itu bukan kekuranganku, tapi kelebihanku.
aku sedih, harusnya aku ikut kakak atau adek dulu.
ketiga adekku sudah seperti monster bagiku.
mungkin karena badanku lebih kecil dari mereka.
mungkin aku bukan kakak yang baek buat mereka, bukan kakak seperti yang mereka harapkan.
aku ingin bertanya pada bunda, tapi terlalu takut, "apa boleh seorang kakak mengontrol perilaku adeknya ?"
bukan merasa sok tau, atau lebih pintar, aku susah sekali menjelaskannya, yang jelas aku pernah melakukan kesalahan di saat usiaku seperti mereka, aku hanya ingin memperingatinya, aku sayang mereka, aku tak ingin mereka juga punya kesalahan yang sama kayak aku.
tapi mereka tidak pernah mengerti.
atau mereka tidak ingin mengerti?
entahlah, apakah aku harus pintar bahasa korea dulu agar mereka dapat mendengarku ?
aku hanya merasa asing di rumah sendiri, sementara ayah dan bunda lebih sering menyalahkanku.
kata mereka, "kamu sudah dewasa, tidak bisakah bersikap seperti orang dewasa?"
apakah aku harus diam saja ketika adekku mulai melontarkan kata-kata kotor padaku ?
haruskah aku salahkan teman-temannya ? pergaulannya ? atau memang salahku tidak bisa menjadi kakak yang baik ?
haruskah aku menyalahkan seseorang ?
apakah harus diam saja saat mereka yang lebih muda mulai bermain kasar padaku ?
rasanya sakit memang, tapi lebih sakit lagi perasaaan ini.
apakah aku salah mendidik mereka ?
tapi aku sudah menawarkan, tapi mereka menolaknya.
haruskah aku diam saja ?
haruskah ???
Surabaya, ketika kesabaran mulai habis, karena kesabaran ada batasnya
hai,,kakak putri..hehehe,,aku juga seorang kakak looh.. dan aku juga merasa bukan kakak yang baik. aku nggak bisa "ngemong". tapi setidak baiknya aku sebagai kakak. aku tetap harus bisa tegas menjurus ke jahat kepada adekku.
BalasHapusseperti ketika adek berkata "kasar" ..aku ga akan segan-segan memasang wajah seperti ayahku yang sedang marah besar. hingga setengah membentak. aku nggak peduli dianggap jahat, kasar atau apapun. karena nantinya dia ga boleh ngulangi lagi berbicara seperti itu. meskipun ujung-ujungnya aku yang dimarahin. aku ga peduli, karena perilaku sejak kecillah yang akan dibawa sampai besar. sehingga jika kecil saja dibiarkan,.bagaimana besarnya. jadi share aja.. jahat boleh-boleh saja kok put..niatnya juga kan demi kebaikan.